Laporan Pendampingan Klaster Bisnis PNM Tulungagung

Peluang Program Klaster Bisnis :
1. Usia usaha di atas 2 tahun
Usaha yang dimiliki peserta program kebanyakan sudah memasuki usia di atas 2 tahun sehingga dapat dikatakan telah melewati masa kritis awal usaha berupa fase pengenalan. Sehingga dalam usia ini, usaha sudah memasuki tahap pengenalan, proses produksi sudah berjalan stabil dan sudah memiliki pelanggan.
2. Memiliki semangat untuk mengembangkan usaha
Indikasi semangat mengembangkan usaha ini dapat dilihat salah satunya dari aktivitas mengunggah foto produk di grup Whatsapp dan media sosial (Facebook dan Instagram) untuk memperkenalkan dan menawarkan produknya. Selain itu, peserta program juga sering mengikuti expo UMKM, baik yang diadakan di daerah setempat hingga keluar kota.
3. Memiliki semangat untuk bersinergi antar peserta program
Karena peserta program klaster bisnis memiliki skala usaha yang relatif homogen dan sering berinteraksi selama rentang waktu program, maka mulai terjadi sinergi positif antar peserta program.
Interaksi-interaksi yang terjadi di antaranya:
1. Saling berkunjung ke rumah masing-masing peserta program
2. Bertukar informasi dan ikut expo bersama
3. Saling menjualkan produk dan titip jual di peserta program yang memiliki showroom dengan potensi kunjungan tinggi
4. Memiliki kesadaran berkomunitas tinggi
Berkomunitas antar sesama pelaku UMKM merupakan salah satu indikasi pelaku UMKM yang memiliki kemauan berkembang. Karena banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan berkomunitas, antara lain:
1. Saling berbagi ilmu dan informasi
2. Mengembangkan jalur distribusi
3. Promosi silang antar peserta program
4. Internal trading antar peserta program dalam hal penyediaan bahan baku produksi sesama peserta program
5. Menjaga motivasi dan semangat mengembangkan usaha
 
Tantangan Program Klaster Bisnis :
1. Kurang tajamnya penentuan visi dan misi usaha
Kendala utama yang dialami hampir seluruh pelaku UMKM adalah kurangnya mindset kewirausahaan (entrepreneurship). Hal ini disebabkan karena latar belakang sosial budaya dan pendidikan, kurangnya akses informasi, merasa sudah cukup dengan hasil yang dicapai, pandangan “hidup cukup apa adanya” dan sebagainya.
2. Belum melakukan pencatatan transaksi keuangan
Pencatatan transaksi keuangan merupakan kendala pelaku UMKM skala mikro yang rata-rata baru memulai usaha dan masih dalam tahap pengenalan produk. Berfokus pada produksi dan penjualan menyebabkan pencatatan transaksi keuangan kurang diperhatikan.
3. Belum memisahkan keuangan usaha dan rumah tangga
Pelaku UMKM skala mikro yang rata-rata merangkap profesi sebagai ibu rumah tangga mengakibatkan sering tercampurnya keuangan usaha dan rumah tangga. Kebanyakan tujuan pelaku UMKM yang juga ibu rumah tangga ini adalah untuk membantu ekonomi keluarga. Tapi, tanpa pencatatan dan pemisahan keuangan yang baik, sangat dimungkinkan usaha tidak dapat bertahan dan berkembang.
4. Belum optimal memanfaatkan pemasaran online
Perkembangan teknologi informasi saat ini mengakibatkan bergesernya strategi pemasaran dari offline menuju online. Luasnya jangkauan pasar merupakan hal yang patut dipertimbangkan oleh para pelaku UMKM untuk melengkapi usahanya dengan strategi pemasaran online. Peserta program klaster bisnis diharapkan sudah memanfaatkan pemasaran online dengan menggunakan Facebook dan Instagram. Masih diperlukan effort tambahan untuk mendorong pemanfaatan marketplace, youtube dan website.
Beberapa alasan peserta program yang belum memanfaatkan pemasaran online:
1. Tidak ada waktu untuk melakukan pemasaran online
2. Gaptek alias tidak bisa menggunakan perangkat teknologi
5. Belum memiliki target dan arah pengembangan usaha
Kurangnya mindset entrepreneurship mengakibatkan kebanyakan pelaku UMKM tidak memiliki target dan arah pengembangan usaha yang jelas. Mereka hanya menjalankan usaha apa adanya dan melayani pasar yang ada. Merencanakan pengembangan bisnis 3 hingga 5 tahun ke depan mungkin belum pernah terbayang dalam pikiran.
6. Masih terlalu berfokus pada produksi dan penjualan
Pelaku UMKM yang terlalu fokus pada produksi dan penjualan dapat dipahami karena mereka biasanya masih berada di fase awal usaha. Mulai dari produksi, promosi, penjualan, semua ditangani sendiri. Tapi fokus ini harus segera dialihkan ke jangkauan yang lebih besar jika menginginkan usahanya berkembang. Bagaimanapun juga, usaha yang berkembang memerlukan sistem usaha yang tertata rapi pula.
Usulan Program Klaster Bisnis :
1. Pendampingan pengembangan usaha selama 1 tahun dengan rincian program:
a. Perubahan mindset usaha (3 bulan)
Dengan merubah mindset usaha ke mindset entrepreneur diharapkan tumbuh motivasi internal dalam diri masing-masing peserta program untuk mengembangkan usahanya. Dalam tahap ini diberikan materi-materi motivasi, kisah sukses pengusaha, dan penguatan visi dan misi usaha.
b. Perbaikan proses produksi dan peningkatan penjualan (3 bulan)
Setelah mindset entrepreneur terinstal, tahap berikutnya adalah perbaikan produk, kapasitas produksi dan peningkatan penjualan. Materi-materi yang diberikan dalam tahap ini adalah tentang packaging, strategi promosi offline dan online, branding, membangun saluran distribusi dan sebagainya.
c. Penataan sistem usaha (3 bulan)
Penataan sistem usaha di sini maksudnya adalah bagaimana usaha bisa tetap berjalan tanpa kehadiran pemilik usaha di tempat kerja. Materi-materi yang diberikan di tahap ini adalah membangun dan mengelola tim kerja, leadership, membuat job description dan standard operational procedure (SOP) dan pelaporan keuangan.
d. Perencanaan ekspansi usaha (3 bulan)
Setelah penataan sistem usaha usai, maka bisa dikatakan usaha sudah bisa berjalan auto-pilot. Maka dalam tahap ini, pemilik usaha bebas berkreasi untuk ekspansi usahanya. Apakah akan melakukan intensifikasi usaha, ekstensifikasi usaha atau kah diversifikasi usaha, tergantung dari perencanaan jangka panjang yang ditentukan pemilik usaha.
2. Dukungan stand expo
Untuk meningkatkan penjualan dan mengembangkan saluran pemasaran, perlu dipertimbangkan untuk mewadahi produk-produk peserta program dalam expo berbagai skala, baik yang diadakan di wilayah setempat atau pun di wilayah sekitar.
Dampak dari support expo:
1. Meningkatkan omset penjualan bagi pelaku UMKM binaan
2. Mengajak pelaku UMKM binaan untuk melihat kondisi riil pasar, mempelajari produk kompetitor dan menemukan ide inovasi produk
3. Sarana branding dan sosialisasi program
3. Mengenalkan aplikasi pencatatan keuangan sederhana
Saat ini banyak tersedia aplikasi pencatatan transaksi keuangan sederhana yang bisa diunduh secara gratis di Google Playstore dan siap dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM. Pencatatan transaksi keuangan yang selama ini menjadi momok para pelaku UMKM bisa secara bertahap diselesaikan dengan cara yang sederhana dan mudah melalui aplikasi.
4. Penyediaan marketplace produk binaan
Ke depan, perlu dipertimbangkan untuk menyediakan marketplace milik sendiri yang bisa digunakan sebagai sarana belajar sekaligus sarana promosi bagi produk-produk binaannya.
5. Penyediaan sarana pelatihan online
Asupan pengetahuan yang cukup merupakan syarat utama peningkatan kapasitas usaha para peserta program klasterisasi. Asupan pengetahuan ini bisa didapat dari pelatihan offline seperti yang selama ini dilaksanakan. Tahap berikutnya, bisa melengkapi pelatihan offline ini dengan pelatihan online dengan menyediakan materi-materi pelatihan dalam format video dan bisa diakses melalui Youtube, saluran video yang paling mudah diakses saat ini.
6. Penyelenggaraan Awarding Program
Awarding Program merupakan program apresiasi bagi peserta program yang berprestasi dalam pengembangan kapasitas usahanya. Dengan adanya Awarding Program ini diharapkan peserta program yang memiliki semangat berkompetisi akan termotivasi untuk benar-benar menjalankan semua arahan program dengan sebaik-baiknya. Tahapan seleksi dan pelaksanaannya bisa dimulai dari tingkat cabang hingga ke tingkat nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *